Skip to main content

Sticky Advertisement

728

Ad Code

728
728

Menambang Inspirasi Bisnis di Taman Raja Terkaya

 


Pertaubatan yang diiringi ketaatan. Demikianlah Rijalul Imam, sang penulis, mengawali tip bisnisnya. Tentu saja tip semacam ini tidak akan ditemui dalam buku-buku bisnis dan marketing mutakhir. Boleh dibilang ini pula yang menjadikan buku Quantum Bisnis King Sulaiman berbeda.


Ada visi yang hendak diluruskan usahawan muda ini terkait aktivitas bisnis seorang muslim. Bisnis bukan soal mencari harta sebanyak-banyaknya! Lebih dari itu tindakan bisnis mula-mula haruslah merefleksikan laku kehambaan. Seperti Nabi Sulaiman yang kisahnya menjadi inspirasi buku ini.

Nabi Sulaiman merupakan hamba pilihan yang dalam Al Quran disebutkan sebagai “sebaik-baik hamba” yang sangat taat (Q.S Shaad[38]30). Wujud ketaatan itu termaktub dalam ayat selanjutnya yang menceritakan bagaimana putra Nabi Dawud as ini khawatir ketakjubannya akan kuda-kuda(sesuatu yang ia sukai) memalingkannya dari mengingat Allah SWT. Maka ia pun menebas kaki dan leher kuda tersebut(38:31-33).

Seorang Nabi yang melumpuhkan kuda sebagaimana dikisahkan dalam Al Quran tentu tidak bisa dimaknai secara harfiah misalnya, sebagai tindak penganiayaan binatang. Dalam khazanah Islam, ulama kerap menganalogikan hubungan jasad dan jiwa laksana  kuda dan penunggangnya. Kuda adalah simbol dari potensi dan dorongan kebertubuhan atau jasadiyah yang memang menyukai hal-hal yang menjadi unsur pembentuknya: Materi. Dalam perspektif demikianlah sepatutnya ayat tersebut dibaca. Apa yang dilakukan oleh Raja Bani Israil ini adalah menundukkan tarikan-tarikan jasadiah tersebut, sesuatu yang amat mungkin memalingkan dirinya dari Allah SWT. Kita tentu mafhum bahwa dorongan jasadiyah tadi dapat membelokkan visi seorang hamba dari jalan yang lurus. Termasuk visi bisnis.

Inilah laku pertobatan seorang Sulaiman sebelum bermetamorfosa menjadi pemimpin yang amat berkuasa. Taubat adalah jalan kembali. Sebuah keinsyafan bahwa diri ini tak memiliki daya apa pun tanpa kuasa Tuhan. Taubat melebur kesombongan, taubat juga merupakan komitmen untuk terus-menerus mendekatkan diri kepada Sang Pencipta. Buahnya adalah kecintaan. Dan kala cinta Allah menghinggapi seorang hamba, yang terjadi kemudian adalah keselarasan antara tidakan hamba tersebut dengan kuasa dan kehendak Rabbnya.

Dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu ia berkata, Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ”Sesungguhnya Allâh Azza wa Jalla berfirman, ’Barangsiapa memusuhi wali-Ku, sungguh Aku mengumumkan perang kepadanya. Tidaklah hamba-Ku mendekat kepada-Ku dengan sesuatu yang lebih Aku cintai daripada hal-hal yang Aku wajibkan kepadanya. Hamba-Ku tidak henti-hentinya mendekat kepada-Ku dengan ibadah-ibadah sunnah hingga Aku mencintainya. Jika Aku telah mencintainya, Aku menjadi pendengarannya yang dengannya ia mendengar, menjadi penglihatannya yang dengannya ia melihat, menjadi tangannya yang ia gunakan untuk berbuat, dan menjadi kakinya yang ia gunakan untuk berjalan. Jika ia meminta kepada-Ku, Aku pasti memberinya. Dan jika ia meminta perlindungan kepada-Ku, Aku pasti melindunginya.””

Jika hadis di atas digunakan untuk membaca fenomena doa sang Nabi—yang oleh Rijal dibingkai sebagai ‘obsesi puncak kehebatan’—maka perkara ini menjadi lebih terang. Sebuah kerajaan terhebat mewujud dengan kekuasaan yang meliputi berbagai jenis makhluk. Sebab pijakan segala kehebatannya itu adalah pengosongan diri dari selain Allah Yang Maha Hebat. Rumusnya 1/0=~  , tak terhingga.

Inspirasi bagi startup

Meski demikian, bukan berarti buku ini melulu bicara soal hubungan vertikal. Aspek-aspek seperti pembelajaran berkelanjutan, disiplin organisasi, urgensi keunggulan kompetitif,   hingga wawasan seputar negosiasi turut dipotret pria yang memperoleh master Kajian  Ketahanan Nasional dari UI ini. Sebab indikasi poin-poin tadi sebagai penunjang kesuksesan King Sulaiman bisa diidentifikasi. Sesuatu yang penting diambil pelajarannya bagi setiap pebisnis.

Pebisnis membutuhkan pembelajaran berkelanjutan. Ia harus proaktif menyerap ilmu dari sumber-sumbernya serta berguru bukan hanya menunggu. Jika tidak, ia cenderung meraba-raba layaknya insan di kegelapan. Seperti apa model bisnis yang tepat, peluang dan tantangan apa yang mungkin menghadang bisnisnya, semua itu bisa dipelajari lebih cepat jika memiliki mentor. Rijal dalam hal ini cukup jeli mencermati ayat 16 surat an-Naml dan menempatkannya dalam konteks bisnis. “Dan Sulaiman telah mewarisi Dawud...”.  Kata ‘mewarisi’ mengindikasikan sifat proaktif, berbeda dengan ‘mewariskan’ atau ‘diwariskan’. Ringkasnya, carilah mentor atau senior dan seraplah ilmu mereka guna mengakselerasi pembelajaran dan meminimalkan resiko usaha!

Banyak hal dapat dipelajari dari kesuksesan King Sulaiman, bahkan jika pembaca berada pada tahapan merintis. Di tahap ini, seorang usahawan banyak menghadapi persoalan seperti bagaimana menentukan target market, dan mendapatkan customer awal. Simaklah bagaimana King Sulaiman mendapatkan informasi mengenai negeri Saba’ dari burung Hudhud. Ada proses identifikasi market yang diikuti dengan tindakan validasi.

Selanjutnya merumuskan diferensiasi. Sesuatu dikenali karena adanya hubungan persamaan dan perbedaan dengan sesuatu yang lain. Persamaan menciptakan hubungan asosiasi, sedang perbedaan memberikan atribut identitas yang tajam. Namun diferensiasi bukan soal tampil beda semata. Perbedaan yang tampak haruslah merupakan akumulasi dari keunggulan kompetitif yang dimiliki. Dan keunggulan ini tidak didasarkan oleh sudut pandang subyektif pebisnis melainkan berpijak pada kebutuhan nyata target market.

King Sulaiman memiliki diferensiasi dalam aspek keahlian komunikasi dengan segenap makhluk yang merupakan rakyatnya. Dalam kasus kepemimpinan, peran komunikasi antar pemimpin dan yang dipimpin merupakan hal penting. Ketika bahasa rakyat tak dipahami dengan baik oleh pemimpinnya, yang terjadi kemudian rakyat frustrasi. Penguasaan bahasa rakyat yang komprehensif tak pelak merupakan diferensiasi yang unggul. Bandingkan misalnya jika diferensiasi itu keterampilan menyanyi.

Semangat belajar, riset pasar, dan diferensiasi hanyalah sebagian kecil dari 30 tip bisnis yang dibagi Rijal. Selebihnya, pembaca dapat menelusuri sendiri dalam buku yang dikemas apik ini. Ketigapuluh tip tersebut dibagi dalam satuan hari dengan harapan pembaca menyimak dengan perlahan sambil direnungkan dan diamalkan. Sebab tanpa perenungan dan pengamalan, pengetahuan tidak akan memberi manfaat.

Buku ini sebagaimana dikatakan Rijal dalam pengantarnya, bukanlah kitab tafsir. Ia merupakan ikhtiar menambang inspirasi dari sebuah kisah kejayaan yang termaktub dalam al-Quran. Sebagai kitab suci yang menjadi pedoman manusia, sah saja kiranya jika ia layak dibaca dalam berbagai perspektif dan sudut pandang.

Dalam Quantum Bisnis King Sulaiman, perspektif yang digunakan adalah bisnis. Sebelumnya, di buku Quantum Leadership King Sulaiman, Rijal juga pernah mengusung perspektif kepemimpinan dan memaparkan inspirasinya dari kisah yang sama. Model pembacaan kreatif atas al-Quran sebagaimana yang Rijal lakukan agaknya perlu mendapat apresiasi yang layak di tengah umat sebagai upaya menjadikan ayat suci kian membumi[]

Posting Komentar

0 Komentar

728